Source: Financialmu Illustration
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang semakin nyata dengan munculnya tekanan deflasi. Data terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,48% (month-to-month) dan 0,09% (year-on-year) pada Februari 2025. Penurunan harga barang dan jasa yang terjadi secara luas ini mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat serta perlambatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Deflasi terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa menurun secara signifikan, menyebabkan produsen menurunkan harga demi menarik pembeli. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini di Indonesia meliputi:
Menurunnya Daya Beli Masyarakat
Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan prospek kerja yang stagnan, banyak rumah tangga lebih memilih untuk menahan belanja dan mengalokasikan dana untuk tabungan. Hal ini menyebabkan permintaan di sektor ritel, properti, dan otomotif menurun tajam.
Investasi Swasta yang Lesu
Para investor cenderung menunda ekspansi bisnis akibat ketidakjelasan kebijakan fiskal pasca pemilu. Selain itu, kebijakan moneter yang masih ketat turut memperlambat penyaluran kredit ke dunia usaha, memperburuk kondisi pasar.
Surplus Produksi & Penurunan Harga Komoditas
Beberapa sektor industri mengalami overproduksi, sementara permintaan tidak sebanding. Hal ini menyebabkan perusahaan menurunkan harga untuk tetap bersaing. Di sisi lain, harga komoditas seperti minyak dan gas global yang mengalami penurunan turut berdampak pada sektor energi Indonesia.
Jika tren deflasi ini tidak segera dikendalikan, Indonesia berisiko masuk ke dalam spiral deflasi, yaitu situasi di mana:
Perusahaan menurunkan harga, menyebabkan pendapatan mereka berkurang.
Bisnis mengurangi produksi untuk menyesuaikan dengan permintaan yang rendah.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat, menyebabkan daya beli masyarakat semakin turun.
Krisis kepercayaan investor, membuat aliran modal asing keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia.
Pemerintah dan otoritas moneter perlu segera mengambil langkah konkret untuk mencegah efek berantai dari deflasi ini. Beberapa strategi yang dapat dilakukan meliputi:
Meningkatkan stimulus fiskal, seperti insentif pajak bagi dunia usaha serta program bantuan langsung tunai (BLT) untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Pelonggaran kebijakan moneter, dengan menurunkan suku bunga guna mendorong kredit konsumsi dan investasi.
Meningkatkan belanja pemerintah, terutama pada proyek infrastruktur dan sektor riil, agar roda perekonomian kembali bergerak.
Para ekonom menilai bahwa tahun 2025 akan menjadi periode yang krusial bagi perekonomian Indonesia. Jika langkah-langkah yang tepat tidak segera diambil, dampak deflasi dapat semakin meluas, menekan pertumbuhan ekonomi, dan menurunkan kepercayaan investor dalam jangka panjang.
Disclaimer: Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Finansialmu tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari keputusan investasi yang diambil.